Suatu ketika di RUANG TUNGGU UNTUK CINTA, Rindu dan Harapan pernah duduk bersama. Saling menggengam jemari erat; mematri janji di atas keakuan perasaan yang merunduk pada keteduhan, juga cita-cita penyatuan.
Kini, di RUANG TUNGGU UNTUK CINTA, Rindu malah membuang wajahnya. "Aku takut terluka, lagi!" lirih ucapnya.
Di balik kelelahannya, Rindu itu masih ingin bertemu dengan harapan yang telah ia tinggalkan. Harapan yang awalnya menumbuhkan tunas rindu bersemi dan merindang daun.
Harapan itulah yang selalu menanak getarnya untuk terus mengeja rindu dan tanpa henti mencari majikannya: Cinta!
"Di mana alamatnya?"
Di RUANG TUNGGU UNTUK CINTA, Rindu menghela bisu dan merasakan sendat di dadanya. "Di sini!"
Harapan menuntun Rindu rebah di dadanya.
"Di sini, kita menanti!"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar